STAI Balikpapan Terus Berkomitmen Laksanakan Kampus By Riset

STAI Balikpapan- Penelitian atau riset merupakan bentuk kegiatan pembelajaran untuk membangun cara berpikir kritis mahasiswa yang memiliki passion menjadi peneliti untuk lebih mendalami, memahami, dan melakukan metode riset secara lebih baik yang sangat dibutuhkan untuk berbagai rumpun keilmuan pada jenjang pendidikan tinggi.

Ini akan menjadi komitmen yang tinggi bagi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Balikpapan, sebagaimana diungkapkan Arief Rohman Arofah, Ketua STAI Balikpapan saat menyampaikan sambutannya pada acara Refleksi Akhir tahun akademik 2021-2022 yang berlangsung di villa Atharrazka Pantai Nelayan Batakan Balikpapan, Minggu (31/7/2022).

Dalam kesempatan tersebut, Arief yang menjabat sebagai Ketua STAI Balikpapan sejak 4 Oktober 2021, mengungkapkan, dalam waktu dekat akan segera mewujudkan digitalisasi kampus yang mau tidak mau harus diterapkan untuk menunjang proses pembelajaran Kampus Merdeka.

“Sistem digitalisasi kampus menuntut dosen-dosen yang ada harus lebih memiliki kemampuan dalam bidang penerapan digitalisasi dan perkembangan teknologi digital memang harus direspons cepat oleh kampus. Di antaranya adalah dengan meningkatkan skill dan kompetensi dosen serta seluruh stafnya,” papar Arief.

Selain digitalisasi kampus, STAI Balikpapan dibawah naungan Yayasan Perguruan Ibnu Khaldun Balikpapan yang memiliki kampus di jalan Semoi Balikpapan Barat, akan berusaha menghimpun alumni-alumni agar memberikan perhatian ke kampus.

“Banyak alumnus STAI Balikpapan yang datang ke kampus mengatakan kami dididik di kampus ini sehingga berhasil di karier. Namun tidak ada wadah yang bisa membuat kami turut serta mengucapkan terima kasih paling tidak sebagai ucapan terima kasih kami. Hal ini lah yang mendorong kami untuk menghimpun kembali, dan mencari wadah agar turut peduli dengan almamaternya,” ucap Arief.

Sementara itu Hakimin Patang, dosen senior STAI Balikpapan, mengungkapkan, keberadaan kampus swasta seperti STAI Balikpapan lebih banyak swadaya dalam pembiayaan operasi kampus,

“Kita lebih banyak harus berupaya sendiri, jangan terlalu berharap ke pemerintah,” jelasnya.

Demikian juga Ketua Yayasan Perguruan Ibnu Khaldun Balikpapan Yuyun Wahyuni sangat mengharapkan kerja sama antar civitas akademika di STAI Balikpapan lebih ditingkatkan. “Kampus STAI Balikpapan ini ibarat kapal itu sangat besar, agar berjalan stabil masing-masing bidang harus bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang embannya dan harus ada saling keterbukaan. Jika ada masalah segera dibicarakan, dicarikan jalan keluarnya,” ucapnya.

Sementara Munanto, Pembina Yayasan Perguruan Ibnu Khaldun Balikpapan menyampaikan, perlunya persiapan yang lebih serius dalam melaksanakan Kampus Merdeka dan Kuliah Merdeka.

“Saat sekarang penyelenggara perguruan tinggi swasta dituntut untuk bisa menjalankan pelaksanaan program pemerintah melalui Lembaga Layanan Dikti agar mewujudkan kampus merdeka dan belajar merdeka di kampus,” ucapnya.

Menurut Munanto, Ketua STAI Balikpapan beserta perangkatnya harus lebih intensif berdiskusi dengan LL Dikti XI yang membawahi Kalimantan. STAI Balikpapan dengan akreditasi B, merupakan bagian dari 26 perguruan tinggi yang telah terakreditasi B, dari total 126 perguruan tinggi yang ada di wilayah LL Dikti XI di Banjarmasin. Ini sesuai data yang telah terakreditasi C sebanyak-banyaknya 38 dan belum terakreditasi sebanyak 62 perguruan tinggi,” jelasnya.

Munanto sangat mengharapkan, proses pembelajaran di STAI Balikpapan terus ditingkatkan, sehingga para dosen dituntut tidak hanya mentransfer ilmu yang dimilikinya, tapi budi pekerti dan akhlak positif itu lebih utama ditanamkan ke mahasiswa. Selain itu ditanamkan jiwa sosial untuk istikomah dalam berinfak walaupun hanya Rp 2.000 setiap hari tapi kontinyu,

Acara yang berlangsung selama hampir satu hari tersebut diisi dengan permainan dan lomba yang dipandu Senat Mahasiswa yang diikuti keluarga civitas akademika kampus STAI Balikpapan.