BALIKPAPAN (Raissa)- Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, (Kemendikbud Ristek) Kementrian Pendidikan, Riset, dan Teknologi menerbitkan surat edaran nomor 4 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan (PTM) Perkuliahan Tatap Muka tahun akademik 2021/2022.
Surat itu ditandatangani oleh Plt Dirjen Dikti Nizam pada 13 September 2021, yang menyatakan Perguruan Tinggi dapat menggelar PTM terbatas pada semester gasal tahun akademik 2021/2022.
Di STAI Balikpapan khususnya PTM baru dilaksanakan kurang lebih 2 bulan ini. Sejalan dengan perkembangan pandemi di Balikpapan yang sekarang sedang berada di level 2, maka perkuliahan bisa dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, serta kondisi kelas yang harus selalu disterilisasi sebelum dimulainya kelas.
ketua 2 bidang Administrasi dan Keuangan Iskandar Yusuf, S.Ag, Ma saat diwawancarai oleh tim Perspektif Mahasiswa memaparkan bahwa proses perkuliahan pun dibatasi dalam satu kelas. Yang biasanya diisi oleh 40 orang, tapi kini hanya 20 sampai 25 orang saja satu kelasnya.
” Dalam satu kali perkuliahan ada dua mata kuliah yang berbeda serta dua dosen yang berbeda juga. Dan juga jika ada mahasiswa yang sakit atau flu, lebih baik istirahat dirumah sampai kondisi membaik dan tetap harus izin kepada dosen yang bersangkutan,” ujar beliau.
PTM ini juga masih terdapat beberapa kekurangan yang salah satunya adalah masih ada dosen yang tidak mematuhi kesepakatan, seharusnya mengajar tatap muka tetapi tetap saja melakuka perkuliahan secara online.
Bukan hanya dari segi dosen, para mahasiswa juga masih ada yang menolak melakukan PTM. Padahal voting terbanyak antar mahasiswa adalah offline. Sehingga timbul solusi jika ada mahasiswa yang tidak hadir akan diberikan alpa karena tanpa keterangan yang jelas.
Sarana Prasarana Penunjang PTM
Saat berita ini dimuat, sempat ada beberapa kendala pada PTM ini, seperti kelistrikan yang terkadang down, ruangan yang panas, dan minimnya toilet di kampus STAI Balikpapan ini. Namun pihak kampus menyatakan akan mengawasi listrik akan tetap hidup,telah menginventaris 4 buah kipas angin dan segera memperbaiki satu toilet agar dapat digunakan.
“Melihat hal ini, pihak kampus akan terus berusaha semaksimal mungkin, dan ketika ada keluhan dari mahasiswa akan langsung ditangani. Agar perkuliahan lebih baik dan mahasiswa akan merasa nyaman dalam berkuliah,” pungkas dosen yang sedang mengejar pendidikan S3 ini. (ais/di)